Pagi itu Madri bertingkah percaya diri membayangkan dirinya seolah staf kantoran. Madri berpenampilan rapi, rambut, kumis, cambang dan wajahnya sudah di "salon" kan sehari sebelumnya di salah satu sudut ramai Badi'ah.
Madri masih duduk diruang tamu sebuah kantor konstruksi yang berada ditingkat atas perkantoran gedung Debensham Mamlakah Riyadh menunggu majikannya yang punya keperluan disitu sambil membawakan laptop dan tas berkas-berkas milik majikannya.
Sebenarnya dibenak Madri bukan sekedar penampilan para staf kantor saja yang mengesankannya tetapi saat ia melenggang disepanjang deretan kantor-kantor ia melihat banyak saudara-saudara setanah air yang terlihat lalu lalang sebagai pekerja kantor disitu. "Jadi ga bener tuh kalau TKI kemari hanya bervisa sopir saja", gumam Madri dalam hati.
Sesaat kemudian Hp Madri berdering, ternyata majikannya berpesan supaya laptop dan tas berkas-berkas kepunyaannya diserahkan saja ke receptionist disana karena ia datang terlambat. Sekian menit kemudian Madri sudah didepan receptionist menyodorkan berkas-berkas milik majikannya.
"Assalamualaikum...", sapa Madri penuh percaya diri.
"Waalaikum Salam.. kef halak..kef shahha...kef umurak..asak thayyeb...wisylonak...wishakhbarak...", jawab receptionist menyambut Madri.
"Aaaa,,,eee,,,,uuee,,,baik-baik.. Mas.. pak..bang ..bung..den..ncik..abah...ji..
Madri gelagapan menjawab si receptionist.
"Bapak.. biar saya yang mengambil berkas-berkas ini.. mari Pak..!" kata si receptionist dengan bahasa Indonesia.
Madri bengong, mata melotot dan mulut monyong karena; pertama ia kagum dengan bahasa arab si receptionist yang mengalir kayak air terjun dan kedua dia kaget dengan kefasihannya berbahasa Indonesia.
"Trusss...sampean sopo..?", tanya Madri.
"Ana Tegal, ana Arab Tegal Pak...ojo koyo kiye lah..!"
Madri: ???!!!...
No comments:
Post a Comment